Hadirkan Konsep Baru, BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo Ditutup Sal Priadi dengan Meriah
Kapanlagi.com – Hadir dengan konsep series yang berbeda dari sebelumnya, gelaran BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo berlangsung dengan meriah. Kabut yang memenuhi Amfiteater Jiwa Jawa Resort Bromo sejak siang tak mengurangi antusiasme penonton untuk menonton sederet penampil yang dijadwalkan di seri kedua ini.
Total 6 performer yang mengisi series kedua pada Sabtu, 26 Juli 2025. Mulai dari Lorjhu’, Bintang Indrianto Trio, Natasya Elvira yang diiringi Bromo jazz camp, Tohpati Ethnomission, Rouge hingga Sal Priadi yang menutup konser dengan meriah.
Keenam penampil membawakan musik dengan karakter berbeda-beda. Lorjhu’ tampil dengan musik rock etnik dengan lagu berbahasa Madura, membawa nuansa berbeda dari biasanya. Sementara Bintang Indrianto membawakan musik fusion dan Natasya Elvira melantunkan lagu standard jazz.
Tohpati Ethomission menghangatkan malam dengan musik etnik Nusantara yang merdu, sementara Rouge yang merupakan band asal Prancis membawakan musik jazz kontemporer yang syahdu. Malam ditutup dengan penampilan Sal Priadi yang membawakan lagu-lagu beraliran pop kontemporer yang ia aransemen ulang dengan nuansa jazz.
1. Padukan Jazz dengan Musik Lain
Keenam penampil membawakan musik dengan karakter berbeda-beda. Lorjhu’ tampil dengan musik rock etnik dengan lagu berbahasa Madura, membawa nuansa berbeda dari biasanya. Sementara Bintang Indrianto membawakan musik fusion dan Natasya Elvira melantunkan lagu standard jazz.
Tohpati Ethomission menghangatkan malam dengan musik etnik Nusantara yang merdu, sementara Rouge yang merupakan band asal Prancis membawakan musik jazz kontemporer yang syahdu. Malam ditutup dengan penampilan Sal Priadi yang membawakan lagu-lagu beraliran pop kontemporer yang ia aransemen ulang dengan nuansa jazz.
Perbedaan aliran musik yang tampil di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo ini menjadi salah satu ciri khas dari konser sudah 17 kali digelar ini. Meski mengusung nama jazz, namun Jazz Gunung menegaskan bahwa mereka sejak awal memang hadir dengan konsep tidak 100 persen jazz.
“Jazz Gunung gak pernah mengklaim kita 100 persen jazz juga. Sebenarnya root kita itu di etno-jazz, bagaimana kita bisa menggabungkan etnik, tradisi dengan musik jazz. Walaupun kita ada bintang popnya juga, gak kita pungkiri, tapi kita proporsional. Sebenarnya itu yang kita jaga, kita punya program-program untuk musisi jazz,” ujar Bagas Indyatmono, Direktur Jazz Gunung ketika jumpa pers sebelum konser berlangsung, Sabtu, (26/7).
2. Konsep Series
Jazz Gunung © jazz gunung
Tahun 2025 ini juga menjadi gelaran Jazz Gunung dengan konsep yang sangat berbeda dengan sebelumnya. Biasanya konser ini digelar pada hari Jumat dan Sabtu, dengan tanggal berurutan.
Namun kali ini, Jazz Gunung menyelenggarakan acara selama satu minggu penuh dengan konsep series. Seri pertama digelar pada Sabtu, (19/7) lalu dengan penampil Emptyyy, Jamie Aditya & The Mezzrollers, Kua Etnika, Love Is, Karimata dan ditutup dengan penampilan RAN.
Pada series pertama ini penonton juga menikmati penampilan Papermoon Puppet Theatre. Jazz Gunung juga mengadakan Bromo Jazz Camp untuk musisi muda dengan mentor-mentor ternama seperti Sri Hanuraga hingga Hansen Arief, kemudian mereka tampil di panggung utama pada series kedua bersama Natasya Elvira.
Untuk pertama kalinya, Jazz Gunung menghadirkan special show yang diisi oleh Monita Tahalea. Penyanyi jebolan ajang Indonesian Idol itu membawakan lagu-lagu dari album barunya, MERONA, yang baru dirilis beberapa waktu lalu.
Penonton yang hadir selama satu pekan juga disuguhi pameran seni rupa dari Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain itu juga ada bazaar UMKM dengan produk-produk lokal, mulai batik hingga kopi dan aneka jajanan.
3. Dihadiri Ribuan Penonton
Jazz Gunung © jazz gunung
Ribuan penonton memenuhi Amfiteater Jiwa Jawa Bromo Resort pada series kedua. Semakin malam, kursi-kursi penuh dengan penonton yang hadir dari berbagai tempat.
Sal Priadi menutup gelaran BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo dengan sangat manis. Tampi dengan konsep teaterikal dengan dialog-dialog singkat, Sal memanjakan telinga para fansnya dengan lagu-lagu miliknya. Ia membawakan 10 lagu, mulai Dari Planet Lain hingga Gala Bunga Matahari yang membuat banyak penonton ikut bernyanyi.
Musisi yang sudah dua kali manggung di Jazz Gunung itu membawakan lagu-lagunya dengan sentuhan jazz, seperti janjinya sebelum tampil. “Saya bukan musisi jazz, tapi nanti akan membawakan nuansa jazz,” ujarnya.
Suhu 16 derajat celcius yang menyelimuti Bromo malam itu, ditutup dengan lagu Dalam Diam yang rancak. Sal mengajak semua penonton berdiri dan bernyanyi bersamanya sebelum mengucapkan selamat tinggal.
Baca berita Jazz Gunung lainnya di Liputan6.com.